sebenarnya

Dalam hidup,terkadang kita lebih banyak mendapatkan apa yang tidak kita inginkan. Dan ketika kita mendapatkan apa yang kita inginkan, akhirnya kita tahu bahwa yang kita inginkan terkadang tidak dapat membuat hidup kita menjadi lebih bahagia

Jumat, 09 Januari 2009

biomekanika olahraga


LAPORAN HASIL ANALISIS GERAK

TOLAK PELURU GAYA O’BRIEN

CABANG OLAHRAGA ATLETIK

Mata Kuliah : Biomekanika

Dosen Pengampu : Drs. Sulaiman, M.Pd




Disusun Oleh :

Astria Senja Puspita Dewi

6101406072

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2008


BAB I

Latar Belakang

Lempar adalah salah satu bagian yang terdapat dalam olahraga atletik yang selalu diperlombakan. Baik dalam penyelenggaraan pesta-pesta olahraga yang bersifat nasional, internasional maupun dalam kejuaraan atletik itu sendiri.

Dalam cabang olahraga atletik, istilah yang digunakan untuk setiap cabang olahraga disebut "nomor". Seperti nomor jalan dan lari, lompat dan lempar.

Nomor lempar merupakan salahsatu nomor yang telah diperlombakan sejak berlangsungnya olimpiade kuno di yunani. Kira-kira 779 sebelum masehi yaitu untuk nomor lempar cakram dan lempar lembing.

Lempar atau melempar adalah merupakan salahsatu dari aktifitas pengembangan kemampuan gaya gerakan. Yaitu untuk melakukan suatu bentuk gerakan dengan anggota geraknya secara lebih terampil ( manipulasi ) atau saring juga dikatakan dengan ketrampilan manipulatif.

Untuk dapat melakukan suatu lemparan yang diinginkan, untuk meningkatkan prestasi optimal, si pelempar dan pelatih terlebih dahulu harus memahamu dan menguasai unsur-unsur pokok ( basic fundamentalis )nya untuk nomor lempar tersebut. Yang dimaksud dengan unsur-unsur pokok adalah :

² Harus dapat membangun body momentum yang sebenarnya.

² Harus dapat mengembangkan momentum-momentum tersebut dengan tenaga badan yang sebesar-besarnya melalui suatu jarak waktu maksimum pada lintasan titik berat badan yang seproduktif mungkin.

Karena kecepatan suatu alat yang dilemparkan atau ditolakan ditentukan oleh jarak antara titik permulaan dan titik pelepasan dari alat yang dilemparkan atau ditolakan tersebut sejauh-jauhnya dengan waktu yang sesingkat-singkatnya ( Hukun Newton II )

Nomor lempar dibagi menjadi 4 yaitu :

o Tolak peluru ( shot put )

o Lempar lembing ( javelin throw )

o Lempar cakram ( discus throw )

o Lontar martil ( hammer throw )

Tolak peluru berawal dari upaya manusia mengisi waktu senggang dengan melempar batu, kayu atau apapun yang bias dilemparkan maka lahirlah permainan tolak peluru, bahkan dahulu banyak tentara yang mengisi waktu senggang mereka bertolak peluru dengan peluru meriam, jauh sebelumnya orang-orang Kelt dan Skot bertolak peluru dengan batu dan batang pohon.

Sejak 1857 ditetapkan beberapa peraturan tentang tolak peluru mulai dari cara melakukan, berat peluru, dan cari penilaian. Rekor-rekor dunia tolak peluru pada awalnya merupakan hasil tenaga alamiah tanpa banyak sentuhan tehnik lainnya organisasi atletik internasional (IAAF) dan ditunjang dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi secara ilmiah, perkembangan olahraga tolak peluru rekor dunia semakin pesat, sebuah lemparan yang baik dalam tolak peluru adalah suatu dorongan atau tolakan terhadap sebuah peluru dengan menggunakan satu tangan yang bermula dari pangkal bahu.

A.Rumusan Masalah

o Pertimbangan-pertimbangan teknis ?

o Urutan-urutan dalam gerakan tolak peluru dan peraturan-peraturan apa saja yang harus dipersiapkan untuk peluru

o Hal-hal apa saja yang harus dihindari dan di utamakan dalam tolak peluru ?

o Faktor-faktor yang mempengaruhi penguasaan teknik dalam tolak peluru.

B.Tujuan

Kita bisa mengetahui tentang teknik tolak peluru yang benar serta untuk mengetahui upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk menigkatka prestasi tolak peluru. Berikut beberapa pertimbangan yang perlu diketahui ialah :

o Teknik tolak peluru dari awal sampai akhir.

o Pertimbangan-pertimbangan teknis dalam tolak peluru.

o Kekuatan otot lengan.

o Faktor-faktor yang berpengaruh dalam tolak peluru.

o Peraturan-peraturan dalam tolak peluru.

o Hal yang perlu dihindari dan yang diutamakan.

BAB II

Pembahasan

Kita bisa mengetahui dan mengerti tentang apa-apa yang ada dalam pelaksanaan tolak peluru.

A. Pertimbangan-pertimbangan Teknis

o Peluru didukung oleh 4 jari-jari dengan ibu jari ditaruh disamping dan dipegang dekat dengan leher dengan siku diangkat kesatu sisi.

o Jalur peluru digambarkan sebagai kurfa seperti gambar sebelah.

o Gambar gerak mengilustrasikan gerak akhir dan menunjukkan pula proses gerak rotasi dan gerak mengangkat.





















a. Urut-urutan Gerak Tolak Peluru

Ada 5 teknik tolak peluru yang harus dipahami dan dikuasai dengan baik yaitu :

1. Cara memegang peluru

Peluru dipegang dengan jari-jari tangan dan terletak pada telapaktangan bagian atas.

Caranya adalah sebagai berikut :

o Peluru diletakan pada telapak tangan bagian atas atau pada ujung telapak tangan yang dekat dengan jari tangan. Jari tangan diregangkan atau dibuka, jari manis, jari tengah dan jari penunjuk dipergunakan untuk menahan peluru bagian belakang. Sedangkan jari kelingking dan ibu jari digunakan untuk menahan peluru bagian samping. Yaitu agar peluru tidak tergelincir kedalam atau keluar.

Gambar

Cara memegang peluru

o Setelah peluru tersebut dapat dipegang dengan baik, kemudian letakan pada bahu dan tempelkan dileher. Siku diangkat kesamping sedikit agak serong kedepan . Pada waktu memegang dan melatakan peluru pada bahu, usahakan agar keadaan seluruh badan dan tangan jangan sampai kaku, tapi harus dalam keadaan lemas ( rileks ). Tangan dan lengan yang lain membantu menjaga keseimbangan.

Gambar

Sikap badan dan letak peluru

2. Sikap badan pada waktu akan menolak

Siatlit mengambil posisi awal dengan membelakangkan arah tolakan badan berdiri tegak dengan kaki dibuka lebar ( kangkang ) dengan posisi kaki kiri lurus kedepan dan berat badan ada di atas kaki kanan, pada saat badan diturunkan, tumit kaki penunjang diangkat, kaki belakang juga diangkat sedikit bengkok, kearah belakang atas, kemudian badan dibungkukkan kedepan dan lutut kanan ditekuk lurus kedepan demikian juga ujung kakinya.sedangkan keadaan tangan kanan memegang peluru dan ditempelkan pada bahu dan tangan kiri dengan siku dibengkokkan berada didepan sedikit agak serong keatas lemas. Tangan kiri berfungsi untuk mambantu dan menjaga keseimbangan.

Gambar

Sikap badan membelakangi pada saat akan menolak

3. Cara menolakan peluru

Kaki kanan sekarang segera diluruskan, memberi dorongan bermula dari sol tumit kaki belakang, sedang kaki kiri menendang ke belakang kuat-kuat terhadap / kea rah balok batas tolakan. Bersamaaan dengan memutar badan dari belakang kearah sampimng kiri atau kearah tolakan, siku ditarik serong keatas kebelakang ( kearah samping kiri ), pinggul, pinggang dan perut didorong kedepan agak keatas hingga dada terbuka menghadap kedepan serong keatas kearah tolakan. Dagu diangkat dan pandangan kearah tolakan. Pada saat seluruh badan menghadap kearah tolakan, secepatnya peluru itu ditolakan sekuat-kuatnya kedepan kearah tolakan ( parabola ). Gerak persendian yang didahului oleh keadaan tidak seimbang (akibat gerak duduk ke belakang) mengawali luncuran (kebelakang) kaki kanan meninggalkan tanah dan cepat ditarik menuju posisi atau sikap di bawah bada di tengah-tengah lingkaran lempar, sedang kaki kiri hampir bersamaan mencapai tanah dekat balok penahan dan sedikit kea rah kiri dari garis arah tolakan, kedua kaki mendarat pada sol masing-masing, tubuh condong kebelakang dan bahu atau pundak menghadap ke belakang (membengkok dan memutar) dan berat badan disangga oleh kaki kanan.

Gambar

Menolakan peluru dari sikap membelakangi ( o'brien )

4. Sikap badan setelah menolakan peluru

Sikap bada setelah menolakan peluru sering juga dikatakan dengan istilah gerakan lanjutan ( follow thru / follow through ) atau sikap akhir.yaitu suatu bentuk gerakan setelah peluru ditolakan lepas dari tangan dengan maksud untuk menjaga keseimbangan badan, agar badan tidak jatuh kedepan atau keluar dari lapangan tempat untuk melakukan tolakan. Cara untuk melakukan gerakan dan sikap akhir setelah menolak tersebut antara lain adalah :

a. Setelah peluru yang ditolakan atau yang didorong itu lepas dari tangan, secepatnya kaki yang digunakan untuk menolak itu diturunkan atau mendarat ( kaki kanan ) kira-kira menempati tempat bekas kaki kiri ( kaki depan ) dengan lutut agak dibengkokkan.

b. Kaki kiri ( kaki depan ) diangkat kebelakang lurus dan lemas untuk membantu menjaga keseimbangan.

c. Badan condong kesepan dagu diangkat, badan agak miring kesamping kiri, dan pandangan kearah jatuhnya peluru.

d. Tangan kanan dengan siku agak dibengkokkan berada didepan sedikit agak kebawah badan, tangan atau lengan kiri lemas lurus kebelakang untuk membantu manjaga keseimbangan.

Gambar

Sikap badan pada saat setelah menolakan peluru.

5. Cara mengambil awalan atau ancang-ancang

Sikap permulaan :

Berdiri tegak di dalam lingkaran bagian belakang menyamping arah tolakan.

Gerakanya :

Pada waktu akan menolak, untuk mendapatkan kecepatan awal, kaki kiri digerakan kedepan kebelakang beberapa kali ( kedepan lutut dibengkokkan, kebelakang kearah tolakan kaki diluruskan ) kemudian bersamaan dengan menjulurkan kaki sekuat-kuatnya kebelakang ( kearah tolakan ) lurus, kaki kanan diseret kearah tolakan ( mengikuti dan membantu gerakan kaki kiri ). Pada saat kaki kiri kena atau menyentuh balok penahan, secepatnya badan diputar dan lakukan tolakan peluru sekuat-kuatnya kedepan keatas dengan bantuan menggerakan selutuh anggota badan.

Gambar

Tolak peluru dengan awalan membelakangi




B. Peraturan-peraturan yang Dipersiapkan




1. Alat/Peluru

Peluru ini adalah materi yang utuh atau padat, terbuat dari besi, kuningan atau metal yang keras dan di isi dengan timah atau materi lain.

    • Untuk senior putra = 7.257 kg diameter 110 – 130 mm
    • Untuk senior putri = 4 kg diameter 95 – 110 mm
    • Untuk yunior putra = 5 kg
    • Untuk yunior putri = 3 kg

Bentuk peluru harus bulat betul, permukaan halus.

2. Lingkaran Tolak

Diameter dalam lingkaran tolak peluru 2.135 m. bagian luar lingkaran harus dibuat dari metal baja, atau bahan lain, sedang bagian atas lingkaran harus dibuat dari semen, aspal atau bahan yang kokoh tetapi licin. Permukaan harus rata-rata dan harus lebih rendah 20 mm dari permukaan tanah diluar lingkaran. Lingkaran ini dibagi menjadi dua belahan yang dibatasi atau ditandai dengan garis cat yang ditarik lewat titik pusat lingkaran sampai 75 cm di kanan kiri luar lingkaran.

3. Bahan Penahan Tolakan

Ini dibuat dari kayu atau bahan lain yang sesuai berbentuk lengkungan. Bagian dalam balok tepat persisi dengan lingkaran tolak sebelah dalam dipasang kuat atau kokoh pada tanah panjang 1.22 m dan lebar 114 mm dan tebal 100 mm.

4. Sektor Tolakan / Lemparan

Sektor ini dibentuk oleh garis yang ditarik dari titik pusat lingkaran melewati tepi balok batas tolakan dan membentuk sudut 400 garis batas sector selebar 5 cm lemparan / tolakan yang syah, peluru harus jatuh pertama di dalam sector lemparan / tolakan tersebut.

5. Peraturan-peraturan

Pelempar atau penolak harus mulai dari sikap berdiri berhenti seimbang di dalam lingkaran tolak (tanpa menginjak garis lingkaran). Dia tidak boleh meninggalkan sebelum peluru mendarat. Dia meninggalkan lingkaran dalam posisi berdiri melalui setengah lingkaran bagian belakang.

Pelempar boleh menyentuh permukaan dalam dari balok batas tolakan tetapi tidak menyentuh bagian atasnya. Peluru harus didorong dari pundak dengan satu tangan saja. Dalam sikap berdiri awal peluru harus dipegang dekat dengan dagu dan tangan tidak boleh lebih rendah dari posisi ini sepanjang tolakan.

Tolakan atau lemparan akan diukur dengan pita baja yang ditarik dari bekas di tanah terdekat dibuat oleh peluru tetapi dalam balok batas tolakan ditarik lurus ketitik pusat lingkaran lempar. Bila ada peserta lebih dari delapan orang masing-masing harus melempar 3 kali giliran dan delapan peserta yang berprestasi terbaik harus melempar 9 kali gali. Bila peserta kurang dari 8 orang, masing-masing harus melempar 6 kali ( giliran ).

Hal yang Harus dihindari dan Diutamakan

a. Hal yang harus dihindari

· Sikap atau posisi awal yang tidak imbang

· Gerakan meluncur yang tidak betul dilakukan dengan lompatan dengan kaki kanan

· Mengangkat tubuh terlalu tinggi dalam gerakan meluncur

· Tidak menarik kaki cukup jauh kebawah badan

· Mendarat dengan kaki kanan menghadap kebelakang

· Gerakan kaki kiri terlalu kearah samping kiri

· Terlalu cepat menegakkan badan

· Mendarat dengan badan menghadap kesamping atau kedepan.

b. Hal yang Harus Diutamakan

· Pelihara kaki kiri selalu rendah

· Lakukan gerakan kaki yang seimbang sempurna, dengan kaki kiri mendorong kebelakang

· Bagian atas badan harus selalu relax sedang bagian bawah selalu bergerak

· Usahakan gerakan yang cepat dan menjangkau jauh dari kaki kanan

· Putarlah kaki kanan ke dalam selama meluncur

· Usahakan pinggang kiri dan bahu menghadap kebelakang sejauh mungkin

· Usahakan lengan kiri dalam posisi tertutup

· Tahanlah kuat-kuat dengan kaki kiri.

Faktor-faktor yang mempengaruhi penguasaan teknik dalam tolak peluru

Dalam penguasaan teknik tolak peluru terdapat faktor-faktor yang sangat mendukung tercapainya penguasaan teknik dengan baik. Beberapa komponen biomotor dasar yang merupakan unsur-unsur kesegaran yaitu kekuatan, daya ledak, kecepatan, kelentukan, koordinasi dan daya tahan.

1. Kekuatan

Kekuatan adalah kemampuan badan dalam menggunakan daya. Kekuatan dapat dirinci menjadi tiga tipe atau bentuk yaitu :

· Kekuatan maksimum

Kekuatan maksimum adalah daya atau tenaga terbesar yang akan dihasilkan oleh otot yang berkontraksi. Kekuatan maksimum tidak memerlukan betapa cepat suatu gerakan atau berapa lama gerakan itu dapat diteruskan.

· Kekuatan elastis

Kekuatan elastis yaitu kekuatan yang diperlukan sehingga sebuah otot dapat bergerak cepat terhadap suatu tahanan. Kombinasi dari kecepatan kontraksi dan kecepatan gerak kadang disebut sebagai " power atau daya". Kekuatan ini sangat penting bagi even eksplosip dalam lari, lompat dan lempar.

· Daya tahan kekuatan

Daya tahan kekuatan yaitu kemampuan otot untuk terus-menerus menggunakan daya dalam menghadapi meningkatnya kelelahan. Daya tahan kekuatan adalah kombinasi antara kekuatan dan lamanya gerakan.

2. Daya ledak

Daya ledak yaitu kemampuan otot untuk menghasilkan kekuatan semaksimal mungkin pada saat menolakan benda.

3. Kecepatan atau daya lecut

Kecepatan atau daya lecut adalah kemampuan otot untuk melakukan gerakan menghentak pada saat menolakan benda.

4. Kelentukan

Kelentukan adalah kemampuan otot untuk melakukan gerakan persendian melalui jangkauan gerak yang luas. Kelentukan terbatas atau tertahan adalah suatu sebab umum terjadinya teknik yang kurang baik dan prestasi rendah. Kelentukan jelek jugamenghalangi kecepatan dan daya tahan karena otot-otot harus bekerja lebih keras untuk mengatasi tahanan menuju kelangkah yang penjang.

5. Koordinasi

Koordinasi adalah kemampuan untuk melakukan gerakan dengan tingkat kasukaran dengan tepat dan dengan efisien dan penuh ketepatan. Seorang atlet dengan koordinasi yang baik tidak hanya mampu melakukan skil dengan baik tetapi juga dengan tepat dan dapat menyelesaikan suatu tugas latihan.

6. Daya tahan

Daya tahan mengacu pada kemampuan melakukan kerja yang ditentukan intensitasnya dalam waktu tertentu. Faktor utama yang membatasi pada waktu yang sama mengakhiri prestasi adalah kelelahan. Seorang atlet dikatakan memiliki daya tahan apabila tidak mudah lelah atau dapat bergerak dalam keadaan kelelahan.

Psikologi sama pentingnya bagi seorang pelatih untuk membantu individu atau atlet untuk mengembangkan bagaimana mereka memikirkan kecakapan mental mereka, tetapi juga penting untuk mengembangkan kecakapan fisik mereka. Factor psikologi tersebut antara lain :

· Ketangkasan mental

Ketangkasan mental sangat penting bagi pelatih dan atlet. Ketangkasan mental ini bukan hanya satu sarana untuk menghindari bencana ataupun pemulihan kembali dari terapi ketangkasan mental juga.

· Motivasi

Motivasi adalah suatu hal yang membuat sukses yang sebenarnya bagi atlet. Pelatih membantu atlet mengerti apa yang ingin atlet raih, tujuan, dan bagaimana meraihnya.

· Kontrol emosi

Kontrol emosi adalah suatu kemampuan seorang atlet dalam mengendalikan perasaan dalam menghadapi situasi tertentu.

BAB III

PENUTUP

Tolak peluru yaitu cabang olahraga yang banyak dilakukan oleh orang yang dilakukan dengan alat atau peluru yang terbuat dari besi atau kuningan.

Dalam tolak peluru ada hal yang harus dihindari antara lain sikap posisi yang tidak seimbang, terlalu cepat menegakkan badan, hal yang harus diutamakan antara lain pelihara kaki kiri selalu rendah, usahakan tangan kiri dalam posisi tertutup, tahanlah kuat-kuat dengan kaki kiri.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam tolak peluru :

· Cara memegang

· Awalan

· Gerakan

· Tolakan

· Sikap badan setelah menolak

Untuk dapat melakukan suatu lemparan yang baik dan benar selain lemparan yang tepat, ia juga harus memiliki kekuatan, daya ledak, kecepatan, kelentukan dan daya tahan yang baik. Ia juga harus memiliki pemahaman dan penguasaan terhadap prosedur gerakan melempar serta konsep tentang tata cara melakukanya.

Di dalam tolak peluru harus melakukan latihan-latihan khusus yaitu dengan menggunakan gerakan-gerakan badan dan membawa barbell serta memperkuat tubuh dan lengan.

DAFTAR PUSTAKA

Ballesteros. J.M, 1979, Persatuan Atletik Seluruh Indonesia, Spanyol, Manual Didactico De atletismo.

www.gogle.com (Pendidikan Jasmani)

www.google.com ( Atletik )

2 komentar: